Baca Juga :
Pemerintah Thailand melalui Kementerian Kesehatannya, secara resmi melegalkan ganja untuk keperluan medis, kosmetik dan barang konsumsi di makanan serta minuman mulai hari Kamis, 9 Juni 2022.
Tentunya dengan adanya kebijakan tersebut membawa beberapa dampak yang cukup signifikan. Betikut ini adalah fakta menarik setelah Thailand Legalkan Ganja secara resmi.
Sejauh ini Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan telah menyetujui 1.181 produk, termasuk kosmetik dan makanan, yang mengandung ekstrak ganja. tersebut Industri diharapkan bisa menghasilkan sebanyak 15 miliar baht (US$ 435,16 juta) pada 2026.
Tentunya dengan adanya kebijakan tersebut membawa beberapa dampak yang cukup signifikan. Betikut ini adalah fakta menarik setelah Thailand Legalkan Ganja secara resmi.
1. 4000 Narapidana Dibebaskan
Total sebanyak 4000 narapidana yang sedang menjalani hukuman penjara akibat pelanggaran hukum terkait dengan ganja akan dibebaskan dari tahanan mulai tanggal 9 Juni 2022. Selain itu barang bukti berupa ganja dengan total kurang lebih 16 ton yang rencananya akan dimusnahkan juga dapat diklaim kembali oleh pemiliknya. Dengan dibebaskan 4000 narapidana tersebut juga sekaligus menghentikan semua proses hukum terhadap tersangka atas tuduhan terkait penggunaan atau kepemilikan ganja baik oleh polisi, jaksa penuntut umum, dan pengadilan jika kasusnya sedang menunggu penyelidikan. Catatan penangkapan, penuntutan dan hukuman juga akan dihapus dari file kriminal.2. Negara Pertama di Asia yang Legalkan Ganja
Dengan adanya kebijakan untuk dekriminalisasi ganja ini membuat Thailand menjadi negara Asia pertama yang menghapus segala bentuk pelanggaran hukum terkait Ganja. Kebijakan ini sekaligus mensejajarkan Thailand dengan 14 Negara lainnya yang sudah terlebih dahulu melegalkan ganja, negara tersebut diantaranya adalah : Kolombia, Meksiko, Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jerman, Afrika Selatan, Australia, Argentina, Ekuador, Spanyol, Peru, Uruguay, dan Siprus.3. Satu juta bibit ganja kepada warga Thailand
Pasca kebijakan legalisasi ganja diterapkan, Pemerintah Thailand membuat gebrakan dengan memberikan satu juta bibit ganja kepada warganya untuk mendorong adanya peningkatan hasil produksi. Pemerintah Thailand berharap melalui kebijakan tersebut, sektor pertanian dan pariwisata akan berkembang pesat.WargaThailand diizinkan menanam ganja dan ganja industri atau hemp di rumah yang mana setiap rumah tangga dapat menanam hingga enam pohon ganja, dan begitu juga dengan perusahaan setelah mendapatkan izin. Untuk menanam ganja, warga Thailand dapat melakukan pendaftaran melalui website http://plookganja.fda.moph.go.th/, yang dikembangkan dan dioperasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand. Total Hampir 150.000 orang telah mendaftar ke aplikasi tersebut dan menariknya situs web tersebut sempat down dan hal itu membuat Pemerintah Thailand menawarkan platform alternatif dan mendesak orang untuk mengakses situs web FDA Thailand dan aplikasinya.
4. Ramai Antrian Membeli Ganja
Warga Thailand langsung mengantri membeli ganja setelah Thailand Legalkan Ganja Secara resmi pada Kamis, 09 Juni 2022. Salah satu yang terpantau adalah Highland Cafe di Thailand yang menjual berbagai jenis ganja dengan harga antara 450 hingga 2.100 baht atau sekitar Rp. 190.000 hingga Rp. 880.000.Sejauh ini Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan telah menyetujui 1.181 produk, termasuk kosmetik dan makanan, yang mengandung ekstrak ganja. tersebut Industri diharapkan bisa menghasilkan sebanyak 15 miliar baht (US$ 435,16 juta) pada 2026.
5. Masih Ada Larangan Khusus
Meskipun penggunaan ganja di Thailand sudah dilegalkan, tetapi masih ada beberapa larangan khusus, Dianataranya adalah :a. Larangan Menghisap Ganja Ditempat Umum
yang pertama warga Thailand dilarang menghisap ganja sembarangan di tempat umum. Asap dari merokok ganja dianggap sebagai gangguan dan ada konsekuensi hukum terhadap perbuaran tersebut yakni dikenakan denda untuk pelanggaran tersebut dengan maksimum 25.000 baht dan/atau tiga bulan penjara.
b. Larangan Ekstrasi Ganja Lebih Dari Batas Minimum
Berikutnya adalah pemerintah Thailand hanya mengijinkan penggunaan ganja dengan takaran rendah yaitu di bawah 0,2 persen tetrahydrocannabinol (THC). Ekstraksi ganja yang mengandung lebih dari 0,2 persen THC, zat psikoaktif yang membuat orang merasa mabuk, tetap ilegal dan melanggar hukum.
KOMENTAR