Melalui upaya pemberdayaan masyarakat mengolah limbah sabut kelapa, mahasiswa dapat berperan secara aktif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Baca Juga :Awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan merebaknya virus Covid-19. Penyebaran Covid-19 telah melumpuhkan perekonomian masyarakat dan menyebabkan stagnannya pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Semua punya peran dan tugas dalam membantu melawan Covid-19. Namun saat ini, pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat akibat kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia, serta banyaknya masyarakat yang terkena dampak dari kebijakan tersebut.
Barat, J. et al. (2020) ‘Pemerintah Waspada Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia’, (April), pp. 17–21.
Nasution, D. A. D., Erlina, E. and Muda, I. (2020) ‘Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Indonesia’, Jurnal Benefita, 5(2), p. 212. doi: 10.22216/jbe.v5i2.5313.
Peneliti, ) et al. (1997) ‘PROSPEK INDUSTRI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA Oleh : Subiyanto *)’, pp. 1–9.
Sakri, D. (2020) ‘Menakar Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Daerah’, CSIS Commentaries DMRU-088-ID, pp. 1–10.
Senyiur, D. D., Mahmudah, R. and Rodiyah, H. (2020) ‘Pemberdayaan Limbah Serabut Kelapa Menjadi Pobuke Berbasis Geometri Untuk Menanggulangi Tingkat Pengangguran’, 1(1), pp. 33–43.
Kehadiran Covid-19 tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan yang berkepanjangan, akan tetapi juga melumpuhkan aktivitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kebijakan social distancing dan WFH (Work Form Home) semakin diperketat dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus rantai penyebaran Covid-19 yang jumlahnya semakin meningkat dengan pesat. Secara tidak langsung kebijakan ini dianggap mempersulit ruang gerak masyarakat, terlebih lagi masyarakat Indonesia merasakan secara langsung dengan hilangnya pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan ataupun industri.
Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi di seluruh negara ini disebut sebagai peristiwa non-ekonomi yang memiliki efek kejut terhadap perekonomian. Ekonomi tertekan (shock) baik dari sisi penawaran (supply side) maupun permintaan (demand side). (Sakri, 2020) Dari sisi sosial masyarakat, Kementerian Keuangan mencoba melancarkan stimulus atau kebijakan-kebijakan untuk bisa mengurangi dampak shock Covid-19 yang sangat besar ini. Menurut pengamat ekonomi, diprediksikan bahwa krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 menjadi krisis terburuk sepanjang sejarah.
Masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh pemerintah dalam upaya mengatasi pandemi ini. Namun, mengkritik kekurangan pemerintah saja tidak akan membuat pandemi ini cepat tertangani. Peran mahasiswa sebagai sosok yang muda, dinamis dan penuh energi diharapkan dapat bergerak cepat dalam mengerahkan kemampuannya demi kesejahteraan bangsa dan negara.
Dalam hal ini, selain memberi pemahaman masyarakat terhadap kebijakan pemerintah mengenai pemutusan rantai penyebaran Covid-19, sebagai mahasiswa kita harus memiliki gagasan yang dapat mengoptimalkan kesejahteraan sosial masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Melihat problematika kesejahteraan masyarakat Indonesia yang diujung resesi penting untuk mempercepat penanganan masalah tersebut yaitu melalui pemberdayaan masyarakat dengan pemanfaatan limbah sabut kelapa yang ada di lingkungan sekitar.
Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi di seluruh negara ini disebut sebagai peristiwa non-ekonomi yang memiliki efek kejut terhadap perekonomian. Ekonomi tertekan (shock) baik dari sisi penawaran (supply side) maupun permintaan (demand side). (Sakri, 2020) Dari sisi sosial masyarakat, Kementerian Keuangan mencoba melancarkan stimulus atau kebijakan-kebijakan untuk bisa mengurangi dampak shock Covid-19 yang sangat besar ini. Menurut pengamat ekonomi, diprediksikan bahwa krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 menjadi krisis terburuk sepanjang sejarah.
Masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh pemerintah dalam upaya mengatasi pandemi ini. Namun, mengkritik kekurangan pemerintah saja tidak akan membuat pandemi ini cepat tertangani. Peran mahasiswa sebagai sosok yang muda, dinamis dan penuh energi diharapkan dapat bergerak cepat dalam mengerahkan kemampuannya demi kesejahteraan bangsa dan negara.
Dalam hal ini, selain memberi pemahaman masyarakat terhadap kebijakan pemerintah mengenai pemutusan rantai penyebaran Covid-19, sebagai mahasiswa kita harus memiliki gagasan yang dapat mengoptimalkan kesejahteraan sosial masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Melihat problematika kesejahteraan masyarakat Indonesia yang diujung resesi penting untuk mempercepat penanganan masalah tersebut yaitu melalui pemberdayaan masyarakat dengan pemanfaatan limbah sabut kelapa yang ada di lingkungan sekitar.
Tanaman kelapa di Indonesia merupakan salah satu komoditas tradisional yang menyatu dan akrab dengan masyarakat. Tanaman kelapa dijuluki sebagai pohon kehidupan, karena semuanya dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis tinggi. Walaupun Indonesia memiliki areal tanaman kelapa terluas di dunia, ternyata masih belum berperan signifikan dalam meramaikan pasar olahan sabut kelapa dunia.
Pada umumnya petani memanfaatkan kelapa untuk dibuat kopra yang selanjutnya dijual ke pabrik penggilingan minyak. Dengan pola pemanfaatan yang selama ini ada, tempurung, sabut, dan air kelapa masih belum dimanfaatkan secara maksimal, bahkan cenderung diperlakukan sebagai limbah. Dengan adanya sentuhan teknologi, bagian-bagian dari kelapa tersebut dapat dimanfaatkan untuk bahan baku industri yang produknya mampu berkompetisi di pasar domestik maupun internasional. Sehingga jika hal ini berjalan dengan baik, maka pendapatan petani kelapa akan meningkat.
Sabut kelapa bisa berpotensi untuk dikembangkan dan diolah menjadi keset yang nilai jualnya lebih tinggi daripada hanya sekedar sabut kelapa. Sebagian masyarakat yang masih pengangguran dan belum memiliki wadah dalam mengembangkan bakat mereka, dapat mengasah potensi hasil kebun kelapa menjadi mata pencaharian sebagai tambahan pemasukan. Sabut kelapa pada dasarnya dijual untuk bahan bakar batu bata dengan harga yang sangat murah untuk satu truk, selain itu sabut kelapa juga dijual murah untuk bahan bakar memasak. Dari permasalahan tersebut, saya memiliki inisiatif untuk mengajak masyarakat sekitar untuk produktif secara ekonomi dengan memberdayakan potensi sumber daya alam yang ada. Pemberdayaan dalam hal ini berbasis pada kreativitas dan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Saya ingin mengajak masyarakat sekitar terutama ibu-ibu untuk produktif membuat keset dari sabut kelapa.
Sabut kelapa yang memiliki sifat tahan lama, sangat ulet, kuat terhadap gesekan, tahan terhadap air, tidak mudah membusuk, tahan terhadap jamur, dan hama menjadi nilai tambah bahan ini. Dampak positif dari adanya ide memberdayakan masyarakat untuk mengolah limbah sabut kelapa menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis yaitu menambah skill untuk lebih produktif, menciptakan peluang usaha, menambah pendapatan ekonomi masyarakat sekitar, serta tidak ada lagi limbah sabut kelapa bertumpukan. Hal ini akan menambah pendapatan masyarakat terutama ibu-ibu untuk membantu ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi dimasa pandemi seperti ini banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, jadi banyak masyarakat lingkungan sekitar yang dari rantau pulang ke kampung halamannya. Daripada bingung di rumah saja lebih baik mengisi waktu luang untuk produktif dalam membuat keset dari sabut kelapa.
Langkah mewujudkannya yaitu pertama-tama memberi contoh dalam langkah pembuatannya. Selanjutnya, melakukan penyuluhan dan pelatihan melalui penyampaian informasi tentang bagaimana cara, pola, dan strategi untuk mengembangkan usaha keset dari sabut kelapa melalui distribusi pemasaran. Setelah kegiatan tersebut, selanjutnya kegiatan pembinaan sebagai upaya pendampingan terhadap masyarakat sekitar. Hal ini diperlukan untuk membantu masyarakat mengatasi permasalahan yang berkenaan dengan kekurangpahaman dalam pelaksanaan pembuatan keset dari sabut kelapa dan pengelolaannya untuk mendapatkan penghasilan. Di tengah pandemi Covid-19, dari kegiatan tersebut saya berharap :
Penyebaran Covid-19 telah melumpuhkan perekonomian masyarakat dan menyebabkan stagnannya pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Krisis ekonomi dan sosial menjadi dampak utama dari adanya Covid-19 ini. Pemberlakuan kebijakan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, serta banyaknya masyarakat yang terkena dampak akibat dari kebijakan tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan garda terdepan yang menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat sebagai pendukung, serta menjadi rekan pemerintah dalam memerangi dan mencegah penyebaran Covid-19.
Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control berperan penting dalam menanggulangi pandemi Covid-19 dan dampak yang terjadi. Mahasiswa dengan semangat dan idealismenya, serta dengan kemampuan yang dimilikinya dituntut untuk dapat menangani secara bersama-sama krisis yang dihadapi masyarakat sebagai akibat pandemi Covid-19. Maka dari itu, untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia terdampak Covid-19 secara luas penulis menawarkan gagasan yaitu dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengolah limbah sabut kelapa menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis. Penulis memiliki keyakinan dengan upaya pemberdayaan tersebut dapat membantu dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia.
Pada umumnya petani memanfaatkan kelapa untuk dibuat kopra yang selanjutnya dijual ke pabrik penggilingan minyak. Dengan pola pemanfaatan yang selama ini ada, tempurung, sabut, dan air kelapa masih belum dimanfaatkan secara maksimal, bahkan cenderung diperlakukan sebagai limbah. Dengan adanya sentuhan teknologi, bagian-bagian dari kelapa tersebut dapat dimanfaatkan untuk bahan baku industri yang produknya mampu berkompetisi di pasar domestik maupun internasional. Sehingga jika hal ini berjalan dengan baik, maka pendapatan petani kelapa akan meningkat.
Sabut kelapa bisa berpotensi untuk dikembangkan dan diolah menjadi keset yang nilai jualnya lebih tinggi daripada hanya sekedar sabut kelapa. Sebagian masyarakat yang masih pengangguran dan belum memiliki wadah dalam mengembangkan bakat mereka, dapat mengasah potensi hasil kebun kelapa menjadi mata pencaharian sebagai tambahan pemasukan. Sabut kelapa pada dasarnya dijual untuk bahan bakar batu bata dengan harga yang sangat murah untuk satu truk, selain itu sabut kelapa juga dijual murah untuk bahan bakar memasak. Dari permasalahan tersebut, saya memiliki inisiatif untuk mengajak masyarakat sekitar untuk produktif secara ekonomi dengan memberdayakan potensi sumber daya alam yang ada. Pemberdayaan dalam hal ini berbasis pada kreativitas dan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Saya ingin mengajak masyarakat sekitar terutama ibu-ibu untuk produktif membuat keset dari sabut kelapa.
Sabut kelapa yang memiliki sifat tahan lama, sangat ulet, kuat terhadap gesekan, tahan terhadap air, tidak mudah membusuk, tahan terhadap jamur, dan hama menjadi nilai tambah bahan ini. Dampak positif dari adanya ide memberdayakan masyarakat untuk mengolah limbah sabut kelapa menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis yaitu menambah skill untuk lebih produktif, menciptakan peluang usaha, menambah pendapatan ekonomi masyarakat sekitar, serta tidak ada lagi limbah sabut kelapa bertumpukan. Hal ini akan menambah pendapatan masyarakat terutama ibu-ibu untuk membantu ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi dimasa pandemi seperti ini banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, jadi banyak masyarakat lingkungan sekitar yang dari rantau pulang ke kampung halamannya. Daripada bingung di rumah saja lebih baik mengisi waktu luang untuk produktif dalam membuat keset dari sabut kelapa.
Langkah mewujudkannya yaitu pertama-tama memberi contoh dalam langkah pembuatannya. Selanjutnya, melakukan penyuluhan dan pelatihan melalui penyampaian informasi tentang bagaimana cara, pola, dan strategi untuk mengembangkan usaha keset dari sabut kelapa melalui distribusi pemasaran. Setelah kegiatan tersebut, selanjutnya kegiatan pembinaan sebagai upaya pendampingan terhadap masyarakat sekitar. Hal ini diperlukan untuk membantu masyarakat mengatasi permasalahan yang berkenaan dengan kekurangpahaman dalam pelaksanaan pembuatan keset dari sabut kelapa dan pengelolaannya untuk mendapatkan penghasilan. Di tengah pandemi Covid-19, dari kegiatan tersebut saya berharap :
- Sisi ekonomi : masyarakat sekitar lingkungan saya dapat mengembangkan skill dan keahlian usaha bisnis keset sabut kelapa yang mendatangkan penghasilan dan keuntungan.
- Sisi sosial budaya : terinspirasi dengan pola pemberdayaan dengan cara mandiri, berwirausaha, serta membangun interaksi sosial yang baik.
- Sisi penerapan IPTEK : dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan teknologi tersebut dalam mengolah hasil sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar, khususnya pemanfaatan hasil olahan kelapa.
Penyebaran Covid-19 telah melumpuhkan perekonomian masyarakat dan menyebabkan stagnannya pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Krisis ekonomi dan sosial menjadi dampak utama dari adanya Covid-19 ini. Pemberlakuan kebijakan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, serta banyaknya masyarakat yang terkena dampak akibat dari kebijakan tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan garda terdepan yang menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat sebagai pendukung, serta menjadi rekan pemerintah dalam memerangi dan mencegah penyebaran Covid-19.
Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control berperan penting dalam menanggulangi pandemi Covid-19 dan dampak yang terjadi. Mahasiswa dengan semangat dan idealismenya, serta dengan kemampuan yang dimilikinya dituntut untuk dapat menangani secara bersama-sama krisis yang dihadapi masyarakat sebagai akibat pandemi Covid-19. Maka dari itu, untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia terdampak Covid-19 secara luas penulis menawarkan gagasan yaitu dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengolah limbah sabut kelapa menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis. Penulis memiliki keyakinan dengan upaya pemberdayaan tersebut dapat membantu dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka :
Barat, J. et al. (2020) ‘Pemerintah Waspada Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia’, (April), pp. 17–21.
Nasution, D. A. D., Erlina, E. and Muda, I. (2020) ‘Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Indonesia’, Jurnal Benefita, 5(2), p. 212. doi: 10.22216/jbe.v5i2.5313.
Peneliti, ) et al. (1997) ‘PROSPEK INDUSTRI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA Oleh : Subiyanto *)’, pp. 1–9.
Sakri, D. (2020) ‘Menakar Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Daerah’, CSIS Commentaries DMRU-088-ID, pp. 1–10.
Senyiur, D. D., Mahmudah, R. and Rodiyah, H. (2020) ‘Pemberdayaan Limbah Serabut Kelapa Menjadi Pobuke Berbasis Geometri Untuk Menanggulangi Tingkat Pengangguran’, 1(1), pp. 33–43.