Saat tertekan kaum Millenial akan fokus pada sebuah masalah, sebaliknya saat tertantang kaum Millenial akan fokus pasa sebuah solusi.
Baca Juga :Kita sudah tahu bahwa kaum Millenial atau biasa disebut juga Generasi Y ini adalah kaum yang hidup pada zaman atau era teknologi. kaum Millenial ini rata-rata menghabiskan waktunya dalam dunia teknologi. Tidak terlepas dari pro dan kontra mengenai sebuah prinsip-prinsip, pemahaman-pemahaman dan kebiasaan-kebiasaan Generasi Millenial. Tidak dapat di pungkiri kaum ini memang menjadi kaum pengubah pola baru dalam berbagai setiap sisi kehidupan ini.
Pada zaman atau era digital seperti saat ini manusia sangat di permudah untuk menjalani hidup satu sama lainnya. Misalkan seperti pada saat berkomunikasi satu dengan lainnya baik jaraknya dekat maupun jauh. Di zaman atau era digital ini membuat kita dapat mengakses internet dengan cepat. Kemudian, kita juga bisa berbelanja melalui akses internet atau online tanpa harus langsung ke toko penjual.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik penduduk Indonesia dari total sekitar 260 juta jiwa dan menurut sumber terpercaya 84,75 juta jiwa diantaranya merupakan kaum Millenial. kaum ini yang memang seharusnya menjadi Aktor yang membawa Bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Jika kaum Millenial ini memanfaatkan segala aspek yang ada, maka kaum Millenial saat ini dapat memajukan Bangsa dan Negara Indonesia.
Lalu kebiasaan inilah dari kaum Millenial saat ini, seharusnya mereka dapat menjadi orang yang terkaya di masa depan nantinya yang akan berguna untuk Agama, Bangsa dan Negara Indonesia. Kaum Millenial harus menjadi Aktor secerdik mungkin pada zaman atau era teknologi, sebab ini sebagai salah satu faktor utama terhadap ekonomi Negara. Kemudian saat ini kaum Millenial berperan sebagai kaum kerja produktif dengan populasi terbesar di berbagai lini industri yang ada. Walaupun memiliki perbedaan yang sangat jauh sekali dengan Generasi-generasi sebelumnya. Lalu ditambah lagi dengan peluang yang besar dengan perkembangan zaman terus-menerus memungkinkan kaum Millenial ini untuk mengejar kesuksesan di sisi finansial dengan waktu jangka panjang.
Dengan kemampuan kaum Millenial yang aktif, kreatif dan bergerak cepat mengubah tren baru dalam kegiatan berbisnis. Namun, dibalik pergerakan kaum Millenial dalam kegiatan berbisnis ini Millenial juga memiliki beberapa karakteristik, sehingga membuat Generasi ini berbeda dari Generasi-generasi pendahulunya.
Pada saat bekerja, kaum Millenial ini sangat memperdulikan aspek-aspek mengenai bagimana mereka akan mendapatkan jam istirahat, waktu rekreasi, waktu bersama keluarga dalam setahun dan stres kerja. Aspek ini sangat dipertimbangkan oleh kaum Millenial sebelum mereka memutuskan untuk masuk atau melanjutkan karir mereka sendiri. Oleh karena itu, kondisi ini menunjukkan bahwa harapan kaum Millenial terhadap kondisi lingkungan kerja yakni di dukungnya nilai-nilai fleksibilitas dan keseimbangan.
Oleh karena itu, kaum Millenial yang cerdas akan menggali potensi mereka kemudian akan mengasah potensinya dan akhirnya akan menggunakan potensi mereka yang sudah ada. Bagi kaum Millenial, mereka meyakini bahwa siapapun bisa menjadi pemenang kesuksesan, karena sampah sekalipun jika diolah akan bisa menjadi sebuah sumber daya. Akan tetapi, sumber daya jika tidak diolah akan bisa menjadi sampah dan juga gengsi tidak membuat mereka kaya, tapi jika mereka kaya maka pasti akan bergengsi. Seperti inilah keyakinan kaum Millenial yang sudah faham dan berpegang teguh pada prinsipnya masing-masing.
Namun, jika kaum Millenial masih memiliki sifat boros, gampang bosan dengan apa yang mereka jalani dan tidak memperhatikan keuangan mereka sendiri serta tidak mau berinvestasi maka mereka hanya memikirkan masa jangka pendek saja nantinya. Kaum Millenial ini hidup pada zaman atau era digital yang membuat kemudahan bagi kehidupan manusia. Dengan kemudahan inilah kaum Millenial harus bijak, pingtar dan cerdas dalam mengambil sebuah keputusan atau menentukan setiap arah yang akan dituju.
Kadang kala kaum Millenial tidak jarang di sepelekan oleh beberapa kalangan manusia, padahal seperti yang kita ketahui bahwa kaum Millenial memang sedikit sekali memiliki sebuah pengalaman. Akan tetapi, kaum Millenial bisa menawarkan sebuah masa depan kaum Millenial yang lebih baik. kaum Millenial pada saat masalah datang, mereka hanya mempunya 2 pilihan yakni tertekan atau tertantang.
Penulis : P. Govinda
Pada zaman atau era digital seperti saat ini manusia sangat di permudah untuk menjalani hidup satu sama lainnya. Misalkan seperti pada saat berkomunikasi satu dengan lainnya baik jaraknya dekat maupun jauh. Di zaman atau era digital ini membuat kita dapat mengakses internet dengan cepat. Kemudian, kita juga bisa berbelanja melalui akses internet atau online tanpa harus langsung ke toko penjual.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik penduduk Indonesia dari total sekitar 260 juta jiwa dan menurut sumber terpercaya 84,75 juta jiwa diantaranya merupakan kaum Millenial. kaum ini yang memang seharusnya menjadi Aktor yang membawa Bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Jika kaum Millenial ini memanfaatkan segala aspek yang ada, maka kaum Millenial saat ini dapat memajukan Bangsa dan Negara Indonesia.
Lalu kebiasaan inilah dari kaum Millenial saat ini, seharusnya mereka dapat menjadi orang yang terkaya di masa depan nantinya yang akan berguna untuk Agama, Bangsa dan Negara Indonesia. Kaum Millenial harus menjadi Aktor secerdik mungkin pada zaman atau era teknologi, sebab ini sebagai salah satu faktor utama terhadap ekonomi Negara. Kemudian saat ini kaum Millenial berperan sebagai kaum kerja produktif dengan populasi terbesar di berbagai lini industri yang ada. Walaupun memiliki perbedaan yang sangat jauh sekali dengan Generasi-generasi sebelumnya. Lalu ditambah lagi dengan peluang yang besar dengan perkembangan zaman terus-menerus memungkinkan kaum Millenial ini untuk mengejar kesuksesan di sisi finansial dengan waktu jangka panjang.
Dengan kemampuan kaum Millenial yang aktif, kreatif dan bergerak cepat mengubah tren baru dalam kegiatan berbisnis. Namun, dibalik pergerakan kaum Millenial dalam kegiatan berbisnis ini Millenial juga memiliki beberapa karakteristik, sehingga membuat Generasi ini berbeda dari Generasi-generasi pendahulunya.
Pada saat bekerja, kaum Millenial ini sangat memperdulikan aspek-aspek mengenai bagimana mereka akan mendapatkan jam istirahat, waktu rekreasi, waktu bersama keluarga dalam setahun dan stres kerja. Aspek ini sangat dipertimbangkan oleh kaum Millenial sebelum mereka memutuskan untuk masuk atau melanjutkan karir mereka sendiri. Oleh karena itu, kondisi ini menunjukkan bahwa harapan kaum Millenial terhadap kondisi lingkungan kerja yakni di dukungnya nilai-nilai fleksibilitas dan keseimbangan.
Oleh karena itu, kaum Millenial yang cerdas akan menggali potensi mereka kemudian akan mengasah potensinya dan akhirnya akan menggunakan potensi mereka yang sudah ada. Bagi kaum Millenial, mereka meyakini bahwa siapapun bisa menjadi pemenang kesuksesan, karena sampah sekalipun jika diolah akan bisa menjadi sebuah sumber daya. Akan tetapi, sumber daya jika tidak diolah akan bisa menjadi sampah dan juga gengsi tidak membuat mereka kaya, tapi jika mereka kaya maka pasti akan bergengsi. Seperti inilah keyakinan kaum Millenial yang sudah faham dan berpegang teguh pada prinsipnya masing-masing.
Namun, jika kaum Millenial masih memiliki sifat boros, gampang bosan dengan apa yang mereka jalani dan tidak memperhatikan keuangan mereka sendiri serta tidak mau berinvestasi maka mereka hanya memikirkan masa jangka pendek saja nantinya. Kaum Millenial ini hidup pada zaman atau era digital yang membuat kemudahan bagi kehidupan manusia. Dengan kemudahan inilah kaum Millenial harus bijak, pingtar dan cerdas dalam mengambil sebuah keputusan atau menentukan setiap arah yang akan dituju.
Kadang kala kaum Millenial tidak jarang di sepelekan oleh beberapa kalangan manusia, padahal seperti yang kita ketahui bahwa kaum Millenial memang sedikit sekali memiliki sebuah pengalaman. Akan tetapi, kaum Millenial bisa menawarkan sebuah masa depan kaum Millenial yang lebih baik. kaum Millenial pada saat masalah datang, mereka hanya mempunya 2 pilihan yakni tertekan atau tertantang.
Saat tertekan kaum Millenial akan fokus pada sebuah masalah, sebaliknya saat tertantang kaum Millenial akan fokus pasa sebuah solusi.
Penulis : P. Govinda