Guru harus bersemangat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Selamat Hari Guru Nasional bagi kita semua yang bergulat di dunia pendidikan
Baca Juga :”Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Slogan ini masih saya ingat sampai hari ini. Slogan yang menggambarkan kedudukan seorang guru serentak melukiskan sifat dari seorang guru yakni dedikasi diri tanpa tanda jasa. Ya, guru merupakan pahlawan yang harus dipuji dan dipuja. Profesi sebagai guru adalah suatu panggilan hidup untuk melayani, untuk menciptakan, untuk membentuk, untuk mempersiapkan dan untuk menghasilkan orang-orang yang berintegritas.
Tahun ini di tengah situasi pandemi kita merayakan Hari Guru Nasional Republik Indonesia. Hari peringatan ini biasanya diperingati pada tanggal 25 November. Dan pada tahun ini peringatan Hari Guru Nasional ini dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum redup. Tentu hal ini sangat disayangkan, tetapi jauh dari pada itu semua moment hari peringatan Guru Nasional ini harus mendapatkan pemaknaan yang lebih. Kita harus berefleksi bersama dan bertanya bersama sudah sejauh mana peran guru mengupayakan kecerdasan kehidupan bangsa di tengah pandemi? Apakah kita yang disapa guru masih tertidur dalam keanekaragaman potensi yang kita miliki dan enggan mentransfernya kepada peserta didik kita?
Dunia Guru
Paulo Freire seorang pemikir dan filsuf pendidikan berkebangsaan Brazil selalu berupaya meredefenisi konsep dari pendidikan bahwasanya pendidikan bukan semata-semata sebuah usaha untuk mentransfer ilmu atau membentuk skill yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja saja, tetapi jauh dari pada itu semua pendidikan harus sampai pada tahap penyadaran serta pembebasan. Penyadaran yang dimaksud berarti bahwa dengan pendidikan tersebut seseoarang boleh tiba pada kesadaran diri sebagai seorang yang berakal budi atau berintelek. Dan pembebasan yang dimaksud berarti dengan pendidikan seseorang bisa dibebaskan dari kebodohan dan kemiskinan. Artinya bahwa di sini peran pendidik menjadi penting. Pendidik atau gurulah yang memegang kunci agar peserta didiknya berintegritas sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Freire.
Di Indonesia ranah pendidikan acap kali menjadi sasaran kritik masyarakat. Pendidik menjadi sorotan utama bilamana ada peserta didiknya yang tidak berintegitas. Berintegritas yang dimaksudkan di sini adalah output dari pendidikan itu sendiri yang memiliki intelek yang baik serta ditunjang oleh karakter dan sikap sehari-hari yang baik. Sebab jika output pendidikan tidak menghasilkan peserta didik yang berintegritas maka sia-sialah upaya dari pendidik itu sendri. Pendidik atau guru dipandang sebagai yang gagal.
Profesi sebagai guru merupakan sebuah profesi yang mulia sampai-sampai tercipta slogan seperti yang tertulis di atas. Sebab itu, seorang guru harus mensyukuri profesinya sebab hanya seorang gurulah yang bisa mencipakan lalu menghasilkan orang-orang besar dan orang-orang pintar. Hanya guru saja yang yang dianugerahi slogan indah di atas. Ya, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru adalah pahlawan bangsa.
Guru dan Prioritasnya di Tengah Pandemi
Di tengah pandemi Covid-19 ekspektasi guru diuji. Mulai dari kebijakan pemerintah yang dinamis sampai kepada upah guru yang ditunda pembayarannya, itu semua semua merupakan ujian. Kendati demikian guru tidak harus ikut terseret semangatnya lalu menjadi apatis. Lalu bagaimana atau apa yang harus dilakukan?
Di tengah pandemi prioritas dari guru tentu tidak akan berubah yakni mengajar dan jauh dari pada itu sebagai agen pencipta generasi penerus bangsa ini. Sebab itu seorang guru dituntut untuk secala total mendedikasikan dirinya dan selalu berjuang untuk mencari cara yang kreatif dan inovatif untuk mengupayakan peserta didiknya agar meskipun di tengah pandemi prioritas pendidikan tetap berjalan dan terlaksana. Guru harus bersemangat dalam pealayanannya demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Selamat Hari Guru Nasional bagi kita semua yang bergulat di dunia pendidikan.
Penulis : Jhoni Lae
Tahun ini di tengah situasi pandemi kita merayakan Hari Guru Nasional Republik Indonesia. Hari peringatan ini biasanya diperingati pada tanggal 25 November. Dan pada tahun ini peringatan Hari Guru Nasional ini dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum redup. Tentu hal ini sangat disayangkan, tetapi jauh dari pada itu semua moment hari peringatan Guru Nasional ini harus mendapatkan pemaknaan yang lebih. Kita harus berefleksi bersama dan bertanya bersama sudah sejauh mana peran guru mengupayakan kecerdasan kehidupan bangsa di tengah pandemi? Apakah kita yang disapa guru masih tertidur dalam keanekaragaman potensi yang kita miliki dan enggan mentransfernya kepada peserta didik kita?
Dunia Guru
Paulo Freire seorang pemikir dan filsuf pendidikan berkebangsaan Brazil selalu berupaya meredefenisi konsep dari pendidikan bahwasanya pendidikan bukan semata-semata sebuah usaha untuk mentransfer ilmu atau membentuk skill yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja saja, tetapi jauh dari pada itu semua pendidikan harus sampai pada tahap penyadaran serta pembebasan. Penyadaran yang dimaksud berarti bahwa dengan pendidikan tersebut seseoarang boleh tiba pada kesadaran diri sebagai seorang yang berakal budi atau berintelek. Dan pembebasan yang dimaksud berarti dengan pendidikan seseorang bisa dibebaskan dari kebodohan dan kemiskinan. Artinya bahwa di sini peran pendidik menjadi penting. Pendidik atau gurulah yang memegang kunci agar peserta didiknya berintegritas sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Freire.
Di Indonesia ranah pendidikan acap kali menjadi sasaran kritik masyarakat. Pendidik menjadi sorotan utama bilamana ada peserta didiknya yang tidak berintegitas. Berintegritas yang dimaksudkan di sini adalah output dari pendidikan itu sendiri yang memiliki intelek yang baik serta ditunjang oleh karakter dan sikap sehari-hari yang baik. Sebab jika output pendidikan tidak menghasilkan peserta didik yang berintegritas maka sia-sialah upaya dari pendidik itu sendri. Pendidik atau guru dipandang sebagai yang gagal.
Profesi sebagai guru merupakan sebuah profesi yang mulia sampai-sampai tercipta slogan seperti yang tertulis di atas. Sebab itu, seorang guru harus mensyukuri profesinya sebab hanya seorang gurulah yang bisa mencipakan lalu menghasilkan orang-orang besar dan orang-orang pintar. Hanya guru saja yang yang dianugerahi slogan indah di atas. Ya, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru adalah pahlawan bangsa.
Guru dan Prioritasnya di Tengah Pandemi
Di tengah pandemi Covid-19 ekspektasi guru diuji. Mulai dari kebijakan pemerintah yang dinamis sampai kepada upah guru yang ditunda pembayarannya, itu semua semua merupakan ujian. Kendati demikian guru tidak harus ikut terseret semangatnya lalu menjadi apatis. Lalu bagaimana atau apa yang harus dilakukan?
Di tengah pandemi prioritas dari guru tentu tidak akan berubah yakni mengajar dan jauh dari pada itu sebagai agen pencipta generasi penerus bangsa ini. Sebab itu seorang guru dituntut untuk secala total mendedikasikan dirinya dan selalu berjuang untuk mencari cara yang kreatif dan inovatif untuk mengupayakan peserta didiknya agar meskipun di tengah pandemi prioritas pendidikan tetap berjalan dan terlaksana. Guru harus bersemangat dalam pealayanannya demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Selamat Hari Guru Nasional bagi kita semua yang bergulat di dunia pendidikan.
Penulis : Jhoni Lae