Aku sangat suka menulis. Orang - orang bilang tulisanku bagus, kata - kataku inspiratif dan semuanya harus dipublikasi. Tapi ketika aku ikut...
Baca Juga :Aku sangat suka menulis. Orang - orang bilang tulisanku bagus, kata - kataku inspiratif dan semuanya harus dipublikasi. Tapi ketika aku ikut kompetisi esai, opini dan karya tulis ilmiah, aku tidak pernah menang. Aku sudah ikut lebih dari 7 lomba menulis dalam 1 bulan terakhir., dan tetap saja, tidak berhasil.
![]() |
Via Pexels.com |
Aku suka seni. Orang bilang lukisanku bagus, desain posterku punya banyak makna dan karyaku unik. Tapi ketika aku mengirim sketsa, semuanya ditolak. Aku sudah mengirim lebih dari banyak sketsa. Tetap saja, aku selalu gagal.
Aku suka mengajar. Orang - orang bilang aku punya kemampuan public speaking yang baik dan suatu hari nanti aku akan jadi guru yang hebat atau bahkan dosen. Tapi ketika aku ikut lomba debat dan counseling event , lagi - lagi, aku tidak menang. Aku sudah ikut banyak kompetisi lisan dan tetap gagal.
Aku sadar, hal paling menyenangkan di dunia memang hobi yang dibayar. Tapi bagaimana jika hobimu tidak bisa "dijual" dan tidak ada yang mau membelinya? Bagaimana jika kamu menyukai ini dan itu sekaligus, tapi tak ada satupun yang bisa dipasarkan?
Terkadang, hobi kita datang dari pelarian kita akan berbagai tuntutan yang datang dalam hidup kita. Kita menyadari bahwa pada akhirnya ada sesuatu yang bisa aku lakukan tanpa dikejar waktu, tanpa dipaksa dengan berbagai persyaratan, tanpa mengikat pikiran kita. Kita akhirnya bisa berpikir bebas, bermain dalam imaginasi tanpa harus memikirkan apapun. Saat - saat itulah kita merasa begitu termotivasi. Sejenak kita melupakan beban, tidak peduli apapun pendapat orang dan bagus atau tidaknya produk dari hobi kita, kita tak takut apapun.
Tetapi, kita mungkin belum melihat sudut pandang yang lain begitu hobi bisa dijualbelikan. Akan ada saatnya kita bosan. Hobi yang dilakukan karena tuntutan tidak akan menghasilkan karya yang inspiratif. Kreatifitas yang berbatas pada persyaratan tidak membuat kita bebas berkeskspresi. Hasilnya, memang terstruktur, rapi dan inovatif. Tapi perasaan yang timbul malah kaku, dingin, kurang puas, canggung dan khawatir.
Pertanyaan yang muncul ketika hasil yang kita anggap struktural, inovatif dan sebagainya ini malah gagal ialah "apa aku benar - benar berbakat dalam hal ini?" Tentu saja tidak. Karena buktinya, aku tetap terus gagal.
Tapi, hobi yang sejati tidak mengenal bakat. Ingat ketika pertama kali kita melakukan hal yang kita sukai, apakah karena kita merasa mampu? Tidak, itu bukan hobi namanya. Hobi timbul karena kita merasa enjoy ketika melakukannya. Kita tak merasa mampu tapi ketika pertama kali kita melihatnya, kita tau bahwa kita menyukainya, akan ada perasaan senang ketika kita melakukannya tidak peduli bisa diuangkan atau tidak.
Hobimu tak perlu dibayar. Yang perlu dan terpenting ialah, perasaanmu ketika melakukan hobi itu. Apa kamu senang, bahagia, puas, tidak tertekan? Hobimu tidak harus bermanfaat bagi orang banyak. Pertama - tama, ia harus bermanfaat bagi dirimu sendiri.
Tetap lakukan hal yang kamu sukai. Sampai kamu jadi masternya, saat itulah promosikan hobimu. Kamu siap untuk tampil dan kamu siap membuat karya dari hobimu menjadi inspirasi bagi banyak orang. Tapi jika saat itu belum datang, kamu tetaplah hebat dengan semua hal yang kamu sukai.
Penulis : Berta Gratia
Penulis : Berta Gratia