Baca Juga :
Gagah dan Berwibawa, itulah kata yang pantas ditujukan kepada Bapak Presiden kita Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi saat mengenakan pakaian adat dari daerah Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur, yang pada kesempatan tersebut tampil sebagai pemimpin upacara memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang Ke -75.
Kita semua tentu mengamini bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan kenaekaragaman budayanya. Hal tersebut tentu menuntut kita untuk dapat melestarikan dan mempertahankan eksistensinya. Dengan penggunaan pakaian adat nusantara oleh Presiden sebagai Kepala Negara bisa diterima sebagai sebuah contoh yang baik kepada generasi Millenial yang merupakan generasi yang diharapkan dapat menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan untuk tetap peduli dengan budaya yang dimiliki.
Diketahui kain tersebut adalah kain adat Nunkolo yang konon khusus hanya dipakai oleh raja-raja (Usif) saja. Pakaian adat yang khas tersebut tentu memiliki makna filosofis tersendiri yang menarik.
Warna serba merah melambangkan keberanian laki laki Nunkolo. Kemudian Ikat Kepala atau disebut Pilu yang melambangkan raja yang melindungi rakyatnya. Lengkap Tas sirih pinang dan kapur yang dipakai merepresentasi budaya makan sirih pinang sebagai budaya pemersatu dan juga melambangkan tanda kasih dan hormat.
Ini adalah kali kedua Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat dari daerah Nusa Tenggara Timur. Pada hari jumat 14 Agustus pekan lalu, Jokowi tampil gagah dengan mengenakan Kain tenun Khas Sabu Raijua, pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)/Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan, Jakarta,
Upacara 17 Agustus tahun 2020 ini memang agak berbeda dari biasanya karena adanya dampak dari pandemi covid-19. Hanya Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, beserta sejumlah kepala lembaga, yakni Ketua MPR, Ketua DPR serta Panglima TNI dan Kapolri yang hadir di Istana,serta petugas Paskibra sebanyak 8 orang, sisanya hadir secara virtual. Meskpiun demikian, hal itu sama sekali tidak merubah kesakralan dari peringatan yang sudah berjalan selama 75 tahun tersebut.
Cepat sembuh Indonesiaku !
Penulis : Tim Redaksi Fianosa
![]() |
Via Fianosa.com |
Diketahui kain tersebut adalah kain adat Nunkolo yang konon khusus hanya dipakai oleh raja-raja (Usif) saja. Pakaian adat yang khas tersebut tentu memiliki makna filosofis tersendiri yang menarik.
Warna serba merah melambangkan keberanian laki laki Nunkolo. Kemudian Ikat Kepala atau disebut Pilu yang melambangkan raja yang melindungi rakyatnya. Lengkap Tas sirih pinang dan kapur yang dipakai merepresentasi budaya makan sirih pinang sebagai budaya pemersatu dan juga melambangkan tanda kasih dan hormat.
Ini adalah kali kedua Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat dari daerah Nusa Tenggara Timur. Pada hari jumat 14 Agustus pekan lalu, Jokowi tampil gagah dengan mengenakan Kain tenun Khas Sabu Raijua, pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)/Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan, Jakarta,
Upacara 17 Agustus tahun 2020 ini memang agak berbeda dari biasanya karena adanya dampak dari pandemi covid-19. Hanya Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, beserta sejumlah kepala lembaga, yakni Ketua MPR, Ketua DPR serta Panglima TNI dan Kapolri yang hadir di Istana,serta petugas Paskibra sebanyak 8 orang, sisanya hadir secara virtual. Meskpiun demikian, hal itu sama sekali tidak merubah kesakralan dari peringatan yang sudah berjalan selama 75 tahun tersebut.
Cepat sembuh Indonesiaku !
Penulis : Tim Redaksi Fianosa