Tujuan pembuatan konten memang untuk hiburan, berkreasi dan aktualisasi, tetapi dengan pengangkatan budaya melalui medsos memberikan dampak yang baik
Baca Juga :
Saat ini, teknologi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia guna meringankan pekerjaan. Kebutuhan akan teknologi tidak bisa lepas dari campur tangan manusia yang selalu berkembang dalam ilmu pengetahuan yang semakin canggih. Dengan demikian, akan menjadi tantangan pada era revolusi 4.0, yang saat ini telah mempengaruhi gaya hidup, pola pikir dan interaksi.
![]() |
Via Pexels.com |
Pemanfaat internet ke arah yang lebih baik seakan menjadi tugas bagi para millenial yang dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari internet. Pembuatan konten yang edukasi dan inspirasi merupakan langkah positif dalam pemanfaatan internet. Akan tetapi, hal itu diperlukan kemampuan pengemasan suatu ide menjadi hal lebih baik melalui efektifitas, perbaikan dan pengembangan. Kreatif dan inovatif merupakan soft skill yang harus dimiliki agar konten yang baik dapat terwujud. Dengan demikian, pemanfatan secara bijak akan membawa millenial jauh dari hal-hal negatif, seperti gemar mengakses situs-situs pornografi, radikalisme, penghujatan dan penyebaran informasi hoax di media sosial serta berkawan dengan orang yang salah di internet.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak budaya. Hal ini akan lebih berfaedah apabila para milllenial memiliki kesadaran untuk mempromosikan atau mengenalakan melalui media massa. Budaya-budaya yang ada dikemas dengan ide kreatif dan inovatif agar mampu menarik perhatian penonton. Pengenalann budaya di media massa dapat dilakukan dengan cara menyelipkan kebiasaan, adat istiadat, dan cara hidup yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang gemar menonton atau mengkonsumsi media diharapkan menjadi lebih tahu dan paham akan budaya yang dimiliki. Contoh lirik lagu Lathi dan video klipnya dari Weird Genius. Terlepas dari kontroversi yang timbul, lagu lathi memiliki nilai budaya yang ingin disamapikan oleh penciptanya. Dalam lirik lagu lathi menyelipkan bahasa jawa dari dominasi bahasa inggris. Selain itu, dalam video klip menampilkan budaya-budaya negeri ini,seperti kuda lumping, wayang, nyinden, gamelan, dan lain-lain. Musik video lagu ini menuai apresiasi baik dari dalam dan luar negeri. Dapat dikatakan bahwa lagu ini sukses menyelipkan budaya-budaya negeri ini.
Tujuan awal pembuatan konten memang untuk hiburan, berkreasi dan aktualisas, tetapi dengan pengangkatan budaya melalui media massa akan memberikan efek yang baik bagi masyarakat. Sehingga tujuan-tujuan lain akan mengikuti, yaitu menyegarkan ingatan masyarakat yang mulai kabur akan budaya-budaya leluhurnya, menghidupkan budaya yang akan punah, serta menampilkan budaya unik yang belum terekspos ke masyarakat. Tidak hanya itu saja, konten media juga dapat bermanfaat untuk memperkenalkan budaya-budaya baru yang akan membawa masyarakat kearah yang lebih baik.
Kegiatan menyelipkan konten-konten yang berbau budaya secara terus menerus, diharapkan masyarakat mampu mengetahui, mengenal, memahami, dan menerapkan nilai-nilai budaya yang disuguhkan dalam konten tersebut. Penyelipan budaya dalam konten di media, apabila dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan pengaruh. Hal ini dalam ilmu komunikasi dikenal dengan istilah teori jarum suntik. Artinya, konten yang dibuat memiliki kekuatan penuh untuk mempengaruhi khalayak umum, sehingga memberikan efek yang mampu menstimulus para penikmat konten tersebut.
Pada dasarnya, masih banyak masyarakat yang mudah terpengaruh dengan apa yang disuguhkan dalam media massa. Secara sadar dan tidak sadar mereka akan mengikuti apa yang ditonton. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa media tidak hanya sekedar memperkenalkan budaya tetapi juga mamupu mempengaruhi atau mengubah budaya yang sudah ada.
Perwujudan ini perlu didukung dari beberapa pihak. Pertama, masyarakat harus memberikan apresiasi atas karya milineal yang telah disuguhkan. Kedua, pemerintah memiliki peran unyuk mengawasi dan menindak ketika terjadi penyelewengan atas karya yang telah diciptakan. Ketiga, para millenial selalu memunculkan karya inovatif dan tidak lelah mengenalkan budaya leluhur melalui konten kreatif.
Penulis : Nurul Muflihah