Baca Juga :
Di tengah carut-marut pandemi COVID 19, saya mencoba menghadirkan kepada bapa, ibu, adik, kaka saudara dan saudari sekalian satu untaian tulisan sederhana tentang kekayaan dan warisan yang dimiliki di Kampung Tes. Salah satu warisan yang hendak diuraikan dalam tulisan ini adalah refleksi singkat nan sederhana akan kejayaan Sekolah Dasar Terfavorit di Kampung Tes. Hal ini mau menunjukan bahwa orang-orang di Tes sudah menyadari arti penting pendidikan. Oleh sebab itu, para Misionaris terdahulu berani untuk membuka sekolah di Tes pada 1 Juli 1930 dengan nama Sekolah Dasar Katolik Yaperna Tes yang hari ini memasuki usia ke 90. Tulisan ini tidak mengupas tuntas khusus sejarah berdirinya hingga di usia ke 90. Namun tulisan ini sekadar sebagai reflkesi untuk mengisi kekosongan dalam peringatan 90 tahun SDK Tes/Napan.
Adalah suatu kebanggaan bahwa di tengah tekanan penjajahan kala itu, masih ada ruang bagi kaum pribumi untuk mengenyam pendidikan dasar (Sekolah Rakyat). Dalam perjalanan 90 tahun sekolah ini, ada begitu banyak kisah yang telah ditorekan dalam menciptakan insan yang berbudi pekerti dan beriman. Sekolah menjadi satu sarana untuk meraih kehidupan. Sekolah adalah sarana untuk menuntun manusia dalam mencapai jati dirinya. Sekolah berlangsung di mana saja dan kapan saja. Penulis tidak berani memaparkan data dan fakta sejarah sebab kisah tentang awal mula Sekolah ini seolah dalam suatu pusaran “misteri”. Sekiranya kronik sekolah sepatutnya digalakkan sebagai arsip resmi sehingga mempermudah generasi berikut dalam mengetahui sejarah dan asal-usulnya. Sekali lagi penulis tidak menampilkan fakta sejarah tetapi sekadar refleksi lepas untuk sekolah tercinta.
Kehidupan itu sendiri adalah sekolah. Pengalaman baik dan buruk dalam hidup adalah sekolah bersama tanpa pungutan biaya. Pengalaman selalu menjadi sekolah dan guru yang terbaik. Pada momen istimewa 90 tahun sekolah ini berdiri apa yang akan diberikan kepada almamater tercinta ini. Jika semakin banyak kekacauan dan konflik, di kampung halam sendiri, maka itu mau menunjukan satu sisi kelemahan SDK YAP Tes. Tentunya tidak demikian sebab sekolah itu baik adanya yang menjadi soal adalah pribadi sendiri. Sebab musuh terbesar hidup adalah diri sendiri. Mari berikan yang terbaik bagi kampung halam tercinta. Membangun solidaritas adalah pelajaran yang terbaik dalam hidup. Inilah yang dimaksud Seneca bahwa sekolah untuk hidup.
Tulisan ini hendak membangkitkan kembali ingatan semua yang pernah mengenyam ilmu di tempat tercinta tersebut. Budaya lupa harus dilawan. Sebelum generasi terdahulu beranjak dari bumi pertiwi alangkah baiknya semua kisah dan sejarah dibukukan agar generasi milenial bisa mempunyai satu kenangan sejarah akan tempat di mana ia disemai pertama kali secara formal. Pak Karno pernah berujar: “ Jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jas Merah)”. Hal ini sangat penting sebagai warisan kekayaan bagi semua anak cucu di masa kini dan mendatang.
Semua Adalah Sekolah Tentu masih ingat kan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara? “ Semua Orang Murid, Semua Orang Guru, dan Semua Tempat Sekolah!” Menarik untuk merefleksikan hal ini di dalam perjalanan hidup masing-masing. Dalam perjalanan 90 tahun SDK TES, sejatinya sudah harus menjadi satu tabiat bahwa di mana orang berada di situ ada sekolah dan sekolah yang sejati adalah kehidupan itu sendiri. Mari hidup dalam harmoni untuk mengangkat citra kampung halaman tercinta Tes/ Napan kini dan nanti. di akhir tulisan ini, penulis menyampaian maaf atas kekurangan data dalam menulis. semoga ke depan arsip di kampung halam semakin diperhatikan. Selamat Ulang Tahun Almamater tercinta SDK TES yang ke 90.
Penulis : Yohanes Adrianus Siki
Adalah suatu kebanggaan bahwa di tengah tekanan penjajahan kala itu, masih ada ruang bagi kaum pribumi untuk mengenyam pendidikan dasar (Sekolah Rakyat). Dalam perjalanan 90 tahun sekolah ini, ada begitu banyak kisah yang telah ditorekan dalam menciptakan insan yang berbudi pekerti dan beriman. Sekolah menjadi satu sarana untuk meraih kehidupan. Sekolah adalah sarana untuk menuntun manusia dalam mencapai jati dirinya. Sekolah berlangsung di mana saja dan kapan saja. Penulis tidak berani memaparkan data dan fakta sejarah sebab kisah tentang awal mula Sekolah ini seolah dalam suatu pusaran “misteri”. Sekiranya kronik sekolah sepatutnya digalakkan sebagai arsip resmi sehingga mempermudah generasi berikut dalam mengetahui sejarah dan asal-usulnya. Sekali lagi penulis tidak menampilkan fakta sejarah tetapi sekadar refleksi lepas untuk sekolah tercinta.
Sekolah Untuk Hidup
Seneca dalam bukunya , Epistulae Morales ad Lucilium melontarkan satu kritikan kecil dengan menulis demikian’ “Non scholae, sed vitae discimus. Non schole, sed vitae discimus” yang artinya; "Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup". Pepatah filsuf dan pujangga Romawi ini sangat menarik untuk direnungkan dalam hidup bersama saat ini. Bertepatan dengan peringatan 90 tahun Sekolah Dasar Katolik Tes, kutipan di atas hendak membangkitkan asa dan memori untuk terus belajar dan bersekolah sebab sekolah tidak sebatas dalam ruang dan waktu tertentu tetapi sekolah menyangkut seluruh hidup.Kehidupan itu sendiri adalah sekolah. Pengalaman baik dan buruk dalam hidup adalah sekolah bersama tanpa pungutan biaya. Pengalaman selalu menjadi sekolah dan guru yang terbaik. Pada momen istimewa 90 tahun sekolah ini berdiri apa yang akan diberikan kepada almamater tercinta ini. Jika semakin banyak kekacauan dan konflik, di kampung halam sendiri, maka itu mau menunjukan satu sisi kelemahan SDK YAP Tes. Tentunya tidak demikian sebab sekolah itu baik adanya yang menjadi soal adalah pribadi sendiri. Sebab musuh terbesar hidup adalah diri sendiri. Mari berikan yang terbaik bagi kampung halam tercinta. Membangun solidaritas adalah pelajaran yang terbaik dalam hidup. Inilah yang dimaksud Seneca bahwa sekolah untuk hidup.
Pencerdasan Bangsa
Patut disyukuri bahwa 15 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, sekolah Dasar Tes sudah mencerdaskan insan-insannya. Dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Penulis tertarik dengan pernyataan “ mencerdaskan kehidupan bangsa”. Adalah satu penghormatan bahwa jauh setelah sekolah ini berdiri gagasan untuk mencerdaskan bangsa baru terpikirkan oleh bapa-bapa Bangsa.Tulisan ini hendak membangkitkan kembali ingatan semua yang pernah mengenyam ilmu di tempat tercinta tersebut. Budaya lupa harus dilawan. Sebelum generasi terdahulu beranjak dari bumi pertiwi alangkah baiknya semua kisah dan sejarah dibukukan agar generasi milenial bisa mempunyai satu kenangan sejarah akan tempat di mana ia disemai pertama kali secara formal. Pak Karno pernah berujar: “ Jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jas Merah)”. Hal ini sangat penting sebagai warisan kekayaan bagi semua anak cucu di masa kini dan mendatang.
Semua Adalah Sekolah Tentu masih ingat kan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara? “ Semua Orang Murid, Semua Orang Guru, dan Semua Tempat Sekolah!” Menarik untuk merefleksikan hal ini di dalam perjalanan hidup masing-masing. Dalam perjalanan 90 tahun SDK TES, sejatinya sudah harus menjadi satu tabiat bahwa di mana orang berada di situ ada sekolah dan sekolah yang sejati adalah kehidupan itu sendiri. Mari hidup dalam harmoni untuk mengangkat citra kampung halaman tercinta Tes/ Napan kini dan nanti. di akhir tulisan ini, penulis menyampaian maaf atas kekurangan data dalam menulis. semoga ke depan arsip di kampung halam semakin diperhatikan. Selamat Ulang Tahun Almamater tercinta SDK TES yang ke 90.
Penulis : Yohanes Adrianus Siki
![]() |
Via http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/ |
KOMENTAR