Baca Juga :
Dunia kembali dihebohkan dengan sebuah peristiwa kekerasan yang berujung kematian dengan motif diskriminasi rasis yang dialami oleh George Floyd warga kulit hitam Amerika Serikat Keturunan Amerika-Afrika. Perbuatan kejam dan tidak terpuji yang terjadi pada tanggal 25 Mei 2020 tersebut dilakukan oleh salah satu oknum petugas kepolisian Mineapollis bernama Derek Chauvin di Amerika serikat. Geroge Floyd awalnya dituduh melakukan transaksi dengan menggunkan uang palsu, kemudian oknum polisi tersebut menangkap George Floyd dan membaringkannya lalu menempatkan lututnya di leher George hingga membuatnya tidak bisa bernapas dan akhirnya meninggal satu jam setelah kejadian tersebut meskipun telah dilarikan dirumah sakit.
Rasisme itu kejam apapun bentuknya dan oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa semua manusia itu pada dasarnya sama, yang membedakan adalah Suku, Agama, dan Ras. Perbedaan-perbedaan itu harusnya dihormati, dihargai dan disyukuri karena itu adalah bukti keunikan dan keidahan yang dimiliki umat manusia. Semoga kasus George Floyd dapat menjadi pelajaran penting bagi seluruh masyarakat untuk dapat menjaga sikap bahkan pikiran. Tetap berpegang pada semboyan pancasila "Bhinneka Tunggal Ika"
Penulis : Tim Redaksi Fianosa
![]() |
Mural George Floyd. Photo via https://www.cnnindonesia.com/ |
Dapat dikatakan bahwa kasus ini tidak bisa disamakan dengan kasus pembunuhan lainnya, karena jika mau melihat lebih dalam, menimbang ukuran perbuatan yang dilakukan oleh korban dan akibat yang diterimanya tentu tidak sama dan tidak adil. Dari kasus itu disebutkan tentang bagaimana seorang George Floyd berusaha untuk bernapas sambil meminta tolong ketika lehernya dihimpit lutut petugas kepolisian, itu adalah cerminan bagaimana kehidupan masyarakat kulit hitam sebagai minoritas di sebuah negara, yang selalu saja dekat dengan yang namanya penindasan dan diskriminasi rasialis.
Dunia tentu saja bereaksi dan marah akan hal kasus itu, aksi kemanusiaan pun dengan cepat dimulai. Seolah tanpa mempedulikan kebijakan pemerintah dalam hal pembatasan sosial guna meredam covid-19, banyak orang di hampir seluruh wilayah Amerika Serikat melakukan aksi turun ke jalan untuk melakuan Protes, kritik dan menuntut keadilan bahkan kabarnya hingga terjadi kerusuhan. Selain itu aksi Protes turun ke jalan juga dilakukan di beberapa negara-negara besar lainnya seperti Selandia Baru, Jerman, Inggris dan Australia. Selain aksi protes turun yang dilakuan dengan aksi turun ke jalan, protes dan kritik di dunia maya juga gencar dilakukan oleh banyak orang termasuk tokoh-tokoh penting dunia mulai dari atlet olahraga profesional sampai para pemimpin negara.
![]() |
Kekacauan di Amerika Serikat. Via https://www.cnbcindonesia.com/ |
Tentu saja sangat kejam jika seseorang sudah bersikap rasis ataupun berpikir rasis. Berpikir rasis dalam konteks ini yakni menganggap orang dengan warna kulit atau ras tertentu itu bodoh, terbelakang dan tidak memiliki kemampuan dan harusnya berada di lapisan masyarakat paling bawah. Konstruksi berpikir seperti itu sudah ada di masyarakat sejak lama.
Lihat saja bagaimana media atau opini sesat saat ini yang berusaha melempar isu kepada masyarakat bahwa cantik itu identik dengan kulit putih, sehingga secara tidak langsung itu mendiskriminasi orang yang berkulit tida putih kurang atau tidak cantik. Contoh lain konstruksi berpikir yang rasis dimasyarakat itu juga dapat dilihat dari bagaimana saat kasus covid-19 baru awal merebak didunia, orang-orang menjadi rasis dan mendiskriminasi orang yang memiliki ras tionghoa dengan alasan konyol bahwa covid-19 yang pertama kali di identifikasi muncul di Wuhan, China.
Rasisme itu kejam apapun bentuknya dan oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa semua manusia itu pada dasarnya sama, yang membedakan adalah Suku, Agama, dan Ras. Perbedaan-perbedaan itu harusnya dihormati, dihargai dan disyukuri karena itu adalah bukti keunikan dan keidahan yang dimiliki umat manusia. Semoga kasus George Floyd dapat menjadi pelajaran penting bagi seluruh masyarakat untuk dapat menjaga sikap bahkan pikiran. Tetap berpegang pada semboyan pancasila "Bhinneka Tunggal Ika"
Penulis : Tim Redaksi Fianosa
KOMENTAR