Sebuah cerita pendek berjudul "Senja Kita di Penghujung Asa" karya Grachiela Do Nacimento
Baca Juga :Dia sosok yang manis lebih dari sekedar madu, kalian taulah jika saya menganalogikan kendahan wanita pada tingkatan tertinggi dari segala ciptaan lainnya?
Dia juga seorang wanita mandiri yang melihat wajahnya, seperti saya mlihat wajah saya dalam kedalaman matanya. Entah sebuah kebetulan atau kesengajaan, tapi dunia tau bahwa namaku dan namanya memiliki kesamaan makna "Rahmat" Gracia dan Graciela.
Lantas jika disandingkan dengan keindahan dunia ini, apakah yang pantas di selaraskan dengan wanita wanita ini? Senja, aku berpikir bahwa senja adalah representasi dari kami, dan atau wanita manapun.
Nanti saja saya jelaskan mengapa seperti itu. Sebaiknya mari kita kuliti apa itu senja.
Lalu nanti saat senja datang larilah ke pantai, susuri setiap senti pasirnya, lompati setiap gumpalan karangnya. Tutup matamu lihatlah ke birunya laut, tarik nafasmu dalam dalam rasahkan aroma air laut teduh, kemudian bayangkan orang yang pernah melukaimu, wajahnya tepat didepanmu, hitunglah setiap hempasan ombak di tepian karang, satu dua tiga empat lima dan katakan "Dunia masih terlalu indah untuk menerima air mata yang jatuh dari pipiku hanya demi seorang kamu yang tak pasti."
Sobat pilihlah anda mau kegunung untuk menikmati senjamu atau pantai untuk melupakan lukamu.
Aku pernah bilang pada wanita ini, wanita dengan wajah manis lebih dari sekedar madu tadi. Kamu benar benar menyukai senja? Lantas dia menjawab, aku mencintai senja lebih dari sekedar menyukainya. Lalu aku terdiam kemudian berbisik "senja indah tapi sayangnya keindahannya tak bernah lama terjadi, sekejap kemudian menghilang lihatlah"
Sobat, senja datang tak pernah terlambat. Setiap hari pada jam yang sama pada waktu yang sama tanpa berubah. Ia datang memberikan ketenangan dan keindahan, sesaat setelah manusia hanyut dalam keindahan, ia bahkan pergi tanpa pamit, dan mengirimkan malam kelam yang pekat.
Lalu apa yang kamu mau?
Bisakah senja jangan terlalu terburu-buru pergi. Biarkan dia datang dalam waktu yang panjang, membuai jiwa yang resah, memeluk hati yang gundah, membelai jiwa yang terluka. kamu tau? Senja dan cinta kadang berada pada satu ekuivalensi nyata. Senja dan cinta merupakan suatu pembabakan waktu yang singkat. Senja memberikan keindahan sama seperti cinta yang melukiskan bahagia. Ku bilang keindahan dan kebahagiaan semu, sementara dan tak bertahan.
Aku tak inginkan hal itu. kamu tahu kenapa? Cinta datang membawa bahagia juga berbalut luka. Luka dan bahagia sejajar.
Jika kamu wanita dan pernah terluka maka ku harap kau paham apa yang berusaha aku jelaskan.
Hingga pada suatu waktu, aku berada pada kejatuhan besar dan sangat menyakitkan dalam sejarah hidupku. Bahkan aku bahkan tak mampu ke pantai untuk menyembuhkan lukaku, atau ke gunung untuk menikmati senjaku, yang ku bilang indah seperti semyum wanita.
Lalu, kutemukan wanita manis ini, yang selalu terlihat kuat dan bahagia. kelak kalian akan tau orang yang terlalu ceria dan terlalu bahagia adalah mereka yang pintar menyembunyikan air mata dan tangis.
Dia bilang...
Senja meninggalkanmu sekali, tapi kamu harus tau bahwa, dia akan kembali padamu setiap hari walau hanya sebentar. Senjamu sekarang mungkin buruk, tapi kamu harus tau bahwa, kelak
Besok atau lusa dan besok besok yang akan datang, ia akan pasti kembali dengan keindahan yang lebih nyata. Gracia Maranatha Mali, jika kelak kau temui senja terbaikmu, maka bisahkah kamu sisipkan pesan ku pada jingganya, untuk memilih dan menyimpan senja yang lebih istimewa untuk ku di masa yang akan datang?
Dan aku tau bahwa dalam hening malammu, kamu juga memdoakan yang terbaik bagiku. Hingga nanti kamu dan aku berdiri pada senja yang sama dengan jingga yang tak mampu kalahkan kecantikan kita dengan polesan bahagia yang menyatu dengan pasti dalam senyum yang merdeka. Dunia tau bahkan senja akan merasa iri jika dia menengok wajah kami yang manis lebih dari sekedar malu sat kami menutup hari berjalan berdampingan bersama sosok senja yang kelak menjadi dermaga terakhir perjalanan cinta ini.
Dia juga seorang wanita mandiri yang melihat wajahnya, seperti saya mlihat wajah saya dalam kedalaman matanya. Entah sebuah kebetulan atau kesengajaan, tapi dunia tau bahwa namaku dan namanya memiliki kesamaan makna "Rahmat" Gracia dan Graciela.
Lantas jika disandingkan dengan keindahan dunia ini, apakah yang pantas di selaraskan dengan wanita wanita ini? Senja, aku berpikir bahwa senja adalah representasi dari kami, dan atau wanita manapun.
Nanti saja saya jelaskan mengapa seperti itu. Sebaiknya mari kita kuliti apa itu senja.
Senja adalah akhiran dari sebuah hari. Ketika segalahnya dan semuanya berada pada akhir sebuah aktivitas. Ketika semanya berada pada titik jenuh dan lelah. Tuhan memberikan senja yang sangat indah. Apa yang membuat indah senja itu sendiri? baiklah teman teman, ku beritahu kamu.
Besok sore duduklah pada salah satu pucak tertinggi dan lihatlah semburat senja yang jingga. Berdirilah tersenyumlah, lebarkan lenganmu rasakan angin yang menyeka wajahmu dan pikirkan sosok seseorang yang istimewa bagimu. Jingganya hangatnya dan cintamu adalah perpaduan sempurna yang membuat senja itu indah.
Lalu nanti saat senja datang larilah ke pantai, susuri setiap senti pasirnya, lompati setiap gumpalan karangnya. Tutup matamu lihatlah ke birunya laut, tarik nafasmu dalam dalam rasahkan aroma air laut teduh, kemudian bayangkan orang yang pernah melukaimu, wajahnya tepat didepanmu, hitunglah setiap hempasan ombak di tepian karang, satu dua tiga empat lima dan katakan "Dunia masih terlalu indah untuk menerima air mata yang jatuh dari pipiku hanya demi seorang kamu yang tak pasti."
Sobat pilihlah anda mau kegunung untuk menikmati senjamu atau pantai untuk melupakan lukamu.
Aku pernah bilang pada wanita ini, wanita dengan wajah manis lebih dari sekedar madu tadi. Kamu benar benar menyukai senja? Lantas dia menjawab, aku mencintai senja lebih dari sekedar menyukainya. Lalu aku terdiam kemudian berbisik "senja indah tapi sayangnya keindahannya tak bernah lama terjadi, sekejap kemudian menghilang lihatlah"
Sobat, senja datang tak pernah terlambat. Setiap hari pada jam yang sama pada waktu yang sama tanpa berubah. Ia datang memberikan ketenangan dan keindahan, sesaat setelah manusia hanyut dalam keindahan, ia bahkan pergi tanpa pamit, dan mengirimkan malam kelam yang pekat.
Lalu apa yang kamu mau?
Bisakah senja jangan terlalu terburu-buru pergi. Biarkan dia datang dalam waktu yang panjang, membuai jiwa yang resah, memeluk hati yang gundah, membelai jiwa yang terluka. kamu tau? Senja dan cinta kadang berada pada satu ekuivalensi nyata. Senja dan cinta merupakan suatu pembabakan waktu yang singkat. Senja memberikan keindahan sama seperti cinta yang melukiskan bahagia. Ku bilang keindahan dan kebahagiaan semu, sementara dan tak bertahan.
Aku tak inginkan hal itu. kamu tahu kenapa? Cinta datang membawa bahagia juga berbalut luka. Luka dan bahagia sejajar.
Jika kamu wanita dan pernah terluka maka ku harap kau paham apa yang berusaha aku jelaskan.
Hingga pada suatu waktu, aku berada pada kejatuhan besar dan sangat menyakitkan dalam sejarah hidupku. Bahkan aku bahkan tak mampu ke pantai untuk menyembuhkan lukaku, atau ke gunung untuk menikmati senjaku, yang ku bilang indah seperti semyum wanita.
Lalu, kutemukan wanita manis ini, yang selalu terlihat kuat dan bahagia. kelak kalian akan tau orang yang terlalu ceria dan terlalu bahagia adalah mereka yang pintar menyembunyikan air mata dan tangis.
Dia bilang...
Senja meninggalkanmu sekali, tapi kamu harus tau bahwa, dia akan kembali padamu setiap hari walau hanya sebentar. Senjamu sekarang mungkin buruk, tapi kamu harus tau bahwa, kelak
Besok atau lusa dan besok besok yang akan datang, ia akan pasti kembali dengan keindahan yang lebih nyata. Gracia Maranatha Mali, jika kelak kau temui senja terbaikmu, maka bisahkah kamu sisipkan pesan ku pada jingganya, untuk memilih dan menyimpan senja yang lebih istimewa untuk ku di masa yang akan datang?
Dan aku tau bahwa dalam hening malammu, kamu juga memdoakan yang terbaik bagiku. Hingga nanti kamu dan aku berdiri pada senja yang sama dengan jingga yang tak mampu kalahkan kecantikan kita dengan polesan bahagia yang menyatu dengan pasti dalam senyum yang merdeka. Dunia tau bahkan senja akan merasa iri jika dia menengok wajah kami yang manis lebih dari sekedar malu sat kami menutup hari berjalan berdampingan bersama sosok senja yang kelak menjadi dermaga terakhir perjalanan cinta ini.
Penulis : Grachiela Do Nacimento